Redaksi Kalimat Istighfar
Istighfar memiliki beberapa redaksi yang termaktub di dalam al-Qur’an dan Sunnah. Di antara redaksi istighfar yang disebutkan dalam al-Qur’an;
Pertama:
“ربَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا، وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا، وانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ“.
“Robbanâghfirlanâ dzunûbanâ wa isrôfanâ fî amrinâ, wa tsabbit aqdâmanâ, wanshurnâ ‘alal qoumil kâfirîn”.
Artinya: “Wahai Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebihan (dalam) urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami. Serta tolonglah kami terhadap orang-orang kafir”. QS. Ali Imran (3): 147.
Kedua:
“رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ“.
“Robbanâ innanâ âmannâ faghfirlanâ dzunûbanâ wa qinâ ‘adzâbannâr”.
Artinya: “Wahai Rabb kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah dosa-dosa kami dan lindungilah kami dari siksaan neraka”. QS. Ali Imran (3): 16.
Ketiga:
“رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلإِيمَانِ أَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا، رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا، وَتَوَفَّنَا مَعَ الأبْرَارِ“.
“Robbanâ innanâ sami’nâ munâdiyan yunâdî lil îmâni an âminû birabbikum fa âmannâ. Robbanâ faghfir lanâ dzunûbanâ wa kaffir ‘annâ sayyi’âtinâ, wa tawaffanâ ma’al abrôr”.
Artinya: “Wahai Rabb kami, sesungguhnya kami mendengar orang yang menyeru kepada iman, (yaitu), “Berimanlah kalian kepada Rabbmu”, maka kami pun beriman. Wahai Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti”. QS. Ali Imran (3): 193.
Keempat:
“رَبَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَأَنتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ“.
“Robbanâ âmannâ faghfir lanâ warhamnâ wa Anta khoirur rôhimîn”.
Artinya: “Wahai Rabb kami, sungguh kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat, Engkau adalah pemberi rahmat yang terbaik”. QS. Al-Mu’minun (23): 109.
Kelima:
“رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ“.
“Robbanâ atmim lanâ nûronâ waghfirlanâ, innaka ‘alâ kulli syai’in qodîr”.
Artinya: “Wahai Rabb kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu”. QS. At-Tahrim (66): 8.
Keenam:
“اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي، وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ. أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ”
“ALLÔHUMMA ANTA RABBÎ LÂ ILÂHA ILLÂ ANTA KHOLAQTANÎ, WA ANA ‘ABDUKA, WA ANA ‘ALÂ ‘AHDIKA WA WA’DIKA MASTATHO’TU. A’ÛDZU BIKA MIN SYARRI MÂ SHONA’TU, ABÛ`U LAKA BINI’MATIKA ‘ALAYYA WA ABÛ`U BIDZANBÎ, FAGHFIRLÎ FA INNAHU LÂ YAGHFIRUDZ DZUNÛBA ILLÂ ANTA”
(Ya Allâh, Engkau adalah Rabbku, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau. Engkau yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku kepada-Mu, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau).
Ini merupakan redaksi istighfar yang paling istimewa, biasa diistilahkan dengan Sayyidul Istighfar. Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam menjelaskan keutamaannya, “Barangsiapa mengucapkannya di waktu siang dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore; maka ia termasuk penghuni surga. Barangsiapa membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi; maka ia termasuk penghuni surga”. HR. Bukhari dari Syaddad bin Aus radhiyallahu’anhu.
Ketujuh:
“اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ؛ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي، إِنَّك أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ”.
“ALLÔHUMMA INNÎ DZOLAMTU NAFSÎ DZULMAN KATSÎRON, WA LÂ YAGHFIRUDZ DZUNÛBA ILLÂ ANTA FAGHFIRLÎ MAGHFIROTAN MIN ‘INDIKA WARHAMNÎ, INNAKA ANTAL GHOFÛRUR ROHÎM”
(Ya Allah, sesungguhnya aku telah banyak menzalimi diriku sendiri dan tidak ada yang bisa mengampuni dosa melainkan hanya Engkau. Maka ampunilah aku dengan ampunan dari-Mu dan sayangilah aku. Sesungguhnya Engkau Mahapengampun lagi Mahapenyayang).
Redaksi di atas diajarkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam kepada Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu saat beliau meminta diajari doa untuk dibaca di dalam shalatnya. HR. Bukhari dan Muslim.
Kedelapan:
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ، وَأَتُوبُ إِلَيْهِ
“ASTAGHFIRULLÔHAL ‘ADZÎM ALLADZÎ LÂ ILÂHA ILLÂ HUWAL HAYYUL QOYYÛM WA ATÛBU ILAIHI”.
(Aku memohon ampunan kepada Allah yang Mahaagung. Tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Dia Yang Mahahidup dan Maha berdiri sendiri).
Barang siapa mengucapkannya, niscaya akan diampuni dosa-dosanya walaupun ia lari dari medan pertempuran. HR. Al-Hakim dan dinilai sahih oleh beliau juga al-Albany.
Kesembilan:
“اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ“
“ALLÔHUMMAGH FIRLANÂ WAR HAMNÂ WA TUB ‘ALAINÂ, INNAKA ANTAT TAWWÂBUR ROHÎM”
(Ya Allâh, ampunilah kami dan sayangilah kami, serta terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkau Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang). HR. An-Nasa’iy dalam al-Kubra.
Kesepuluh:
“أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ”
“ASTAGHFIRULLÔH WA ATÛBU ILAIH”.
(Aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya).
Dalam HR. Bukhari, Abu Hurairah radhiyallahu’anhu menerangkan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihiwasallam dalam sehari membacanya lebih dari tujuhpuluh kali.
Kesebelas:
“رَبِّ اغْفِرْ لِى وَتُبْ عَلَىَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ”
“ROBBIGHFIRLÎ WA TUB ‘ALAYYA INNAKA ANTAT TAWWÂBUR ROHÎM”
(Ya Rabbi ampunilah aku dan terimalah taubatku. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat dan Maha Penyayang).
Dalam HR. Abu Dawud yang dinilai sahih oleh al-Albany, Ibn Umar radhiyallahu’anhuma menjelaskan bahwa Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam sering membaca istighfar di atas dalam sekali duduk sebanyak seratus kali.
Dalam berbagai redaksi di atas, istighfar digandengkan dengan permohonan taubat. Ibn al-Qayyim dalam Madârij as-Sâlikîn menjelaskan bahwa jika istighfar disebutkan secara bersamaan dengan taubat, maka yang dimaksud dari istighfar adalah meminta perlindungan dari keburukan dosa yang telah terjadi. Sedangkan taubat adalah kembali dan meminta perlindungan dari keburukan yang dikhawatirkan terjadi di masa yang akan datang, berupa kejelekan amal yang dia perbuat. Maka istighfar adalah menghilangkan keburukan, sedangkan taubat adalah meminta adanya manfaat (kebaikan). Ampunan akan melindungi diri kita dari keburukan dosa yang telah terjadi. Adapun taubat, setelah adanya perlindungan tersebut, maka terwujudlah apa yang dia cintai atau dia harapkan berupa maslahat atau kebaikan.
Keduabelas:
“أَسْتَغْفِرُ اللهَ”
“ASTAGHFIRULLÔH”.
(Aku memohon ampun kepada Allah).
Redaksi di atas dibaca antara lain setiap selesai shalat fardhu, sebanyak tiga kali. Sebagaimana dalam HR. Muslim dari Tsauban radhiyallahu’anhu.
***(Tunasilmu.com)***
0 Response to "Redaksi Kalimat Istighfar "
Posting Komentar
Santun dalam berkomentar, cermin pribadi anda.