MUKOMUKOSHARE - Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du. Salah
satu kebiasaan yang selayaknya dihindari dengan rekening anda, terlalu
sering ngecek saldo rekening tabungan. Terlebih setalah merebaknya
fasilitas internet banking dan mobile banking. Padahal dia sendiri tahu,
dia belum melakukan transaksi apapun dengan rekeningnya. Dia tidak
mengambil uangnya, tidak pula mendapatkan kiriman dari luar.
Tapi
itulah manusia, umumnya mereka merasa tenang, merasa tentram, ketika
melihat hartanya. Mendapatkan kebahagiaan, ketika menghitung uangnya.
Merasa senang, ketika melihat saldo rekeningnya, terebih ketika datang
tanggal muda.
Kita tentu telah menghafal
surat al-Humazah. Salah satu surat yang mengingatkan kita agar tidak
menjadi orang yang rakus harta. Namun, ada satu keterangan yang penting
untuk kita garis bawahi, terkait hobi melihat saldo rekening.
Diantara sifat tercela yang Allah sebutkan dalam surat al-Humazah,
الَّذِي جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُ
Yaitu orang yang mengumpulkan harta dan suka menghitung-hitungnya. (QS. Al-Humazah: 2).
Makna kata [وَعَدَّدَهُ] ’menghitung-hitungnya’ ada dua:
Pertama
makna’addadah [عَدَّدَهُ]
adalah ta’did [التعديد], artinya dia menghitung jumlah uang dan harta
yang dia miliki di luar kebutuhan.
Kedua
kata’addadah [عَدَّدَهُ]
bermakna ja’alahu uddatan [جعله عُدة], artinya dia meyakini bahwa
hartanya adalah satu-satunya modal untuk bisa melanjutkan hidupnya.
(Zadul Masir, Ibnul Jauzi, 4/489).
Kita
memiliki kaidah, bahwa jika ada ayat yang memiliki beberapa penjelasan
tafsir dari para ulama, dan tidak ada yang bertentangan, maka semua
tafsir itu dianggap benar. (Syarh Muqadimah Tafsir, Ibnu Utsaimin, hlm.
20).
Jika kita perhatikan, dua keterangan tafsir di atas, tidak saling bertentangan. Sehingga tafsir ayat ini, mencakup keduanya.
Tafsir Ibnu Utsaimin
Dalam tafsir Juz Amma, Imam Ibnu Utsaimin menjelaskan,
وقيل: معنى التعديد يعني الإحصاء يعني لشغفه بالمال كل مرة يذهب إلى الصندوق ويعد، يعد الدراهم في الصندوق في الصباح، وفي آخر النهار يعدها، وهو يعرف أنه لم يأخذ منه شيئاً ولم يضف إليه شيئاً لكن لشدة شغفه بالمال يتردد عليه ويعدده، ولهذا جاءت بصيغة المبالغة {عدده} يعني أكثر تعداده لشدة شغفه ومحبته له يخشى أن يكون نقص، أو يريد أن يطمئن زيادة على ما سبق فهو دائماً يعدد المال
Ada sebagian ulama yang
menjelaskan, makna ’addadah’ adalah suka menghitung-hitung, karena
saking cintanya dia dengan hartanya. Setiap saat dia buka lemari, lalu
menghitung uangnya. Dia hitung uangnya di pagi hari, sore juga dia
hitung lagi. Padahal dia tahu pasti, dia sama sekali tidak mengambil
uang itu sedikitpun. Juga tidak menambahkan uang ke dalam lemari. Namun
karena saking cintanya dengan harta, dia bolak-balik menghitungnya.
Karena itulah, ayat ini diungkapkan dengan pola kalimat
hiperbola ’addadah artinya terlalu sering menghitung, karena saking
cintanya dengan harta. Dia khawatir jangan-jangan berkurang. Atau dia
ingin mencari ketenangan batin ketika melihat uangnya bertambah.
Sehingga dia terus-menerus menghitungnya. (Tafsir Juz Amma, hlm. 315)
Sebagai
seorang mukmin, tentu kita tidak ingin memiliki sifat tercela seperti
yang disebutkan dalam surat al-Humazah di atas. Kendalikan jari-jari
anda, jangan terlalu sering mengintip saldo rekening tabungan.
Allahu a’lam.
Dipublish ulang oleh: Mukomukoshare
Sumber: pengusahamuslim.com
0 Response to "Dilarang Sering Lihat Saldo Rekening !!!"
Posting Komentar
Santun dalam berkomentar, cermin pribadi anda.